Dzikir setelah Sholat Fardlu (2)
adalah sebagai tambahan dari Dzikir Sesudah Sholat Fardlu (1):

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula) jalan mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah, 1:1-7)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Alif Laam Miim. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan meraka yang beriman kepada kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapatkan petunjuk Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS, al-Baqarah, 2:1-5)
Allah, tidak ada Tuhan melaikan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk lagi tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Sedang mereka tidak mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS, al-Baqarah, 2:155, (ayat kursi)).
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.(QS, al-Baqarah, 2:256)
Allah pelindung
orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran)
kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindungnya ialah syetan.
Syetan mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran) mereka
itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS, al-Baqarah, 2:257)
Kepunyaan Allah-lah
segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang
ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maha Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS,
al-Baqarah 2:284)
Rasul telah beriman
kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa):
“Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada Engkau-lah tempat kembali. (QS,
al-Baqarah, 2:285)
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah
kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap
kaum kafir”. (QS, al-Baqarah, 2:286)
Allah telah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia. Dia yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu juga menyatakan demikian. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. (QS, Ali ‘Imran, 3:18)
Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan
dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau binasakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkau-lah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(QS. Ali ‘Imran, 3:26)
Dia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Yang
Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.
Dia-lah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah yang tiada
Tuhan selain Dia. Raja yang Maha Suci Yang Maha Sejahtera, Yang Maha Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang
Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan di bumi, dan Dia-lah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr, 59:22-24)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Penyayang. Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”.Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan. Dan tiada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS, al-Ikhlash,
112:1-4)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. (QS, al-Falaq, 115:1-5)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia”. (QS, an-Nas, 114:1-6)
Sumber: Miftah
Faridl, Dzikir, Penerbit Pustaka, Bandung, 1997.